Ekonomi NTB Minus, Iqbal Minta Relaksasi Ekspor Konsentrat PT AMNT

Posted on

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhammad Iqbal telah berkomunikasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait permintaan relaksasi ekspor konsentrat hasil tambang PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Sumbawa Barat. Permintaan ini disampaikan menyusul pertumbuhan ekonomi NTB yang tercatat minus 1,47 persen pada triwulan I 2025.

Angka tersebut dipengaruhi adanya larangan ekspor konsentrat berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

“Saya sudah komunikasi malahan. Dari kementerian ESDM sudah turun ke PT AMNT. Tim dari Kementerian ESDM sudah melakukan investigasi langsung ke smelter PT AMNT,” kata Iqbal ditemui di Pendopo Gubernur NTB, Senin (16/6/2025).

Iqbal menjelaskan tim ESDM datang ke Sumbawa bersamaan dengan kunjungan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) beberapa waktu lalu. Investigasi dilakukan untuk mengetahui penyebab belum maksimalnya operasional smelter milik PT AMNT.

Untuk itu, Iqbal akan meminta pertimbangan Kementerian ESDM untuk melakukan relaksasi ekspor konsentrat dari PT AMNT. “Ya kita minta hanya berlaku untuk jumlah dan waktu tertentu saja,” terangnya.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian beberkan pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB yang minus 1,47 persen di depan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal dan Indah Dhamayanti Putri pada acara Musrembang RPJMD 2025-2029 di Hotel Lombok Raya Kota Mataram.

“Ada dua provinsi yang minus. Saya mohon maaf Pak Gubernur seperti ini kondisinya. Papua Tengah menuju kemunduran, minusnya sangat tinggi sampai -25,53 persen. Tadi saya telepon langsung Pak Gubernurnya, minggu depan saya akan ke sana,” kata Tito dalam sambutannya di depan jajaran Forkompinda NTB dan para Bupati dan Walikota di NTB, Rabu (4/6/2026).

Berdasarkan penelusuran Tito, lemahnya pertumbuhan ekonomi NTB karena masih bergantung pada ekspor hasil tambang di pulau Sumbawa.

“Setelah didalami ternyata dengan ditutupnya smelter (milik PT Amman Mineral) konsentratnya tidak boleh diekspor. Maka ini berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi di NTB,” kata Tito.

Untuk itu, mantan Kapolri RI ini pun telah menghubungi Menteri ESDM Bahlil Lahadalia untuk berdiskusi membahas kebijakan ekspor impor hasil tambang yang ada di Indonesia.

“Saya barusan telpon dengan pak Bahlil (Menteri ESDM). Saya tau pak Gubernur Iqbal sudah bekerja keras menaikkan pertumbuhan ekonomi ini. Semoga aja ada relaksasi impor konsentrat,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *