Kolonel Antonius Hermawan, Korban Ledakan Amunisi di Garut

Posted on

Kepala Gudang Pusat Amunisi (Gupusmu) III Pusat Peralatan Angkatan Darat, Kolonel Cpl Antonius Hermawan, menjadi salah satu korban ledakan pemusnahan amunisi afkir di Garut. Kepergian korban menimbulkan duka mendalam bagi keluarga.

“Kami benar-benar sangat terpukul,” kata ayah korban, Johanes Sugiarto (82), saat ditemui di rumah duka, Selasa (13/5/2025).

Bagi Johanes, putranya ini merupakan salah satu kebanggaan keluarga. Sebab Antonius bisa menjadi perwira di TNI AD, meski mereka berasal dari keluarga kurang mampu.

“Dikarenakan kebetulan kita ini kan orang nggak mampu atau boleh dinamakan tidak seperti orang-orang yang normal dalam arti kehidupannya,” ujarnya.

“Jadi kita punya anak apalagi bisa masuk di perwira itu adalah kebanggaan dengan adanya ini jelas itu merupakan yang terpukul bagi kami,” ujarnya.

Antonius merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Kakak pertama korban bekerja di BNN, kemudian anak ke-2 di Kantor Bupati Biak, anak ke-3 berada di rumah menemani kedua orang tua korban. Sementara anak terakhir berada di Inggris.

“Antonius ini anak keempat saya,” ujar Johanes.

“Tapi untungnya kita masih bisa besar iman sehingga apapun yang terjadi yang diberikan dan itu yang diambil dari beliau yang di atas,” tegasnya.

Meski sudah menjadi perwira, Antonius masih sering menyempatkan diri untuk pulang kampung. Hari Raya Natal 2024 kemarin masih sempat pulang kampung dan bermanja-manja dengan sang ibu.

“Natal 2024 ya, itu pulang. Pokoknya biasanya setiap Natal dia pasti menyempatkan pulang dan itu biasanya kalau dia pulang walaupun dia sudah pangkat (perwira) begitu dia masih tetap bermanja-manja sama mamanya,” ucapnya.

“Ya tidur-tiduran, ngobrol sambil tiduran,” imbuh dia.

Antonius lahir 50 tahun yang lalu. Johanes mengaku tidak menunggui anak keempatnya itu saat lahir karena merantau ke Papua.

“Ya kehidupan kecilnya, waktu dia lahir kan saya sudah di Papua, jadi dia lahir tidak saya tungguin, saya sudah di Papua. Jadi saya ke Papua merantau ke sana itu, ibunya saya tinggal di rumah,” katanya.

Ibu kandung Antonius, Bernadeta Rusminiwati (83), mengenang putranya sebagai pribadi yang supel dan banyak teman. Masa muda Antonius dihabiskan di Papua ikut sang ayah.

“Supel, baik, dengan keluarga tidak pernah bermasalah, teman banyak, banyak bergaul dan dia cerdas,” kata Bernadeta mengenang keseharian Antonius.

“Besarnya semuanya ada di Papua. Jadi di Jogja itu numpang lahir,” imbuh dia.

Bernadeta menyebut jenazah anaknya diperkirakan tiba di rumah duka sekitar jam 15.00 WIB. Kemudian dilakukan misa arwah dan upacara pemakaman secara militer. Antonius meninggalkan satu anak berusia 7 tahun.

“Jadi diperkirakan sampai sini jam 3 lebih. Biasa mundur-mundur begitu, mungkin jam 5 atau jam apa kita tidak masalah,” ujarnya.

Pantauan infoJogja di rumah duka, sejumlah karangan bunga dari sejumlah pejabat daerah dan TNI berjejer di sekitar kediaman almarhum. Di antaranya dari Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak, Bupati Sleman Harda Kiswaya, Pangdam Diponegoro Mayjen Deddy Suryadi, dan sejumlah pejabat TNI lainnya.

Selain itu, kursi-kursi untuk para pelayat sudah disiapkan di depan rumah. Kursi-kursi tersebut satu per satu mulai terisi oleh masyarakat yang hendak melayat.

Selain itu, terdapat sejumlah anggota TNI termasuk para perwira yang juga hadir di rumah duka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *