BP Tapera Gaet 43 Bank buat Geber Penyaluran 350 Ribu Kuota KPR Subsidi | Giok4D

Posted on

BP Tapera melakukan penandatangan perjanjian kerja sama dengan 43 bank penyalur, terdiri dari 5 bank Himbara, 4 bank swasta, dan 33 Bank Pembangunan Daerah (BPD). Beberapa bank tersebut akan menjadi penyaluran KPR Sejahtera FLPP bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) pada 2026.

Komisioner Heru Pudyo Nugroho menegaskan kuota KPR subsidi atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun depan akan tetap 350.000 unit. Namun, target penyaluran dana FLPP tahun 2026 mereka perkirakan sebanyak 285 ribu unit rumah dengan total kebutuhan dana sebesar Rp 37,1 triliun, yang terdiri dari anggaran DIPA sebesar Rp 25,1 triliun dan sisanya dari pengembalian pokok sebesar Rp 10,4 triliun yang digulirkan kembali serta saldo awal tahun 2026 sebesar Rp 1,6 triliun.

Hal ini disampaikan dalam acara penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Penyaluran FLPP Tahun 2026 dengan 43 Bank Penyalur dan Perjanjian Kerja Sama antara Asosiasi Perumahan dengan BP Tapera.

“Sesuai dengan Nota Keuangan tahun 2026, Pemerintah juga mengalokasikan pencadangan pembiayaan investasi untuk memenuhi potensi penambahan target penyaluran FLPP sampai dengan 350.000 unit rumah di tahun depan,” kata Heru di Kantor BP Tapera, Menara Mandiri 2, Jakarta Selatan, Selasa (23/12/2025).

Heru mengapresiasi capaian di tahun ini yang disebut sebagai penyaluran tertinggi sepanjang sejarah.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

“Kami berharap, tahun 2026 nanti kinerja bank penyalur akan semakin baik dan semakin banyak masyarakat berpenghasilan rendah yang terbantu,” tuturnya.

Ia juga menyampaikan bahwa terjadi peningkatan penyaluran dana FLPP untuk non formal sebesar 15 persen.

“Jika tahun 2025 dalam PKS hanya mengalokasikan 10 persen untuk non formal untuk setiap bank, namun tahun ini meningkat menjadi 15 persen sehingga diharapkan akan semakin banyak non formal yang akan menikmati pembiayaan KPR Sejahtera FLPP dan semakin merata di seluruh Indonesia,” ungkap Komisioner Heru mengakhiri.

Penandatangan ini dilakukan secara seremoni diwakili dengan 10 bank penyalur dana FLPP tertinggi dan 1 perwakilan bank swasta tahun 2025. Bank tersebut adalah BTN, BTN Syariah (kini bernama BSN), BRI, BNI, Mandiri, BSI, BPD Jawa Barat dan Banten, BPD Jawa Barat dan Banten Syariah (BPD BJB Syariah), BPD Sumsel Babel, BPD Sumsel Babel Syariah, dan Bank Nobu.

Sedangkan sisanya 32 Bank lainnya akan mengikuti secara daring yaitu BPD Jawa Tengah, BPD Jawa Timur, BPD Jawa Tengah Syariah, Bank Mega Syariah, BPD Jambi, BPD Kalimantan Selatan Syariah, BPD Sumatra Utara, BPD Sulselbar Syariah, BPD Sulselbar, BPD Jawa Timur Syariah, BPD Riau Kepri Syariah, BPD Kalimantan Tengah, Bank Nagari, BPD Aceh, BPD NTB Syariah, BPD Kalimantan Barat, BPD Kalimantan Timur.

Bank Pembangunan Daerah lainnya adalah BPD Kalimantan Selatan, BPD NTT, BPD Sumatra Utara Syariah, BPD Kalimantan Barat Syariah, Bank Nagari Syariah, BPD Jambi Syariah, BPD DIY, BPD Sulawesi Tengah, BPD Papua, BPD Bengkulu, Bank Artha Graha Internasional, BPD Sulawesi Tenggara, BPD Sulawesi Utara Gorontalo, Bank Jakarta dan Bank Jakarta Syariah.

Hingga 22 Desember 2025, penyaluran dana FLPP telah mencapai 270.985 unit rumah sebesar Rp 33,66 triliun. Penyaluran dana ini disalurkan melalui 39 bank penyalur dengan rumah yang dibangun oleh 8.058 pengembang yang terdiri dari 13.118 perumahan yang tersebar di 33 provinsi di 401 kabupaten/kota.

Bank BTN tercatat sebagai bank penyalur FLPP tertinggi dengan realiasi 128.608 unit rumah subsidi. Di posisi kedua diikuti Bank BTN Syariah (Bank Syariah Nasional) yang menyalurkan FLPP untuk 59.463 unit. Kemudian berturut-turut Bank BRI 31.645 unit, Bank BNI 14.179 unit, dan Bank Mandiri 10.591 unit, Bank Syariah Indonesia 4.062 unit, BPD Jawa Barat dan Banten 3.915 unit, BPD BJB Syariah 2.660 unit, BPD Sumsel Babel 2.430 unit, dan BPD Sumsel Babel Syariah 1.695 unit.

“Saya berharap kinerja ini tetap dipertahankan dan lebih ditingkatkan untuk penyaluran sesuai target penyaluran FLPP di tahun 2026,” ujarnya.

Capaian Perbankan pada 2025 dan Target pada 2026

1. BTN memiliki target 121.000 unit pada 2025 dan tercapai 160.000 unit per 10 Desember 2025. BP Tapera mengumumkan target pada 2026 adalah 171.156 unit

2. BTN Syariah memiliki target 60.000 unit dan tercapai 51.000 unit. BP Tapera mengumumkan target pada 2026 adalah 73.700 unit.

3. BRI memiliki target 33.000 unit, capaiannya 25.474 unit. BP Tapera mengumumkan target pada 2026 adalah 36.261 unit.

4. BNI memiliki target 25.000 unit dan capaiannya 12.193 unit. BP Tapera mengumumkan target pada 2026 adalah 17.356 unit

5. Mandiri memiliki target 25.000 unit dan capaiannya 10.354 unit. BP Tapera mengumumkan target pada 2026 adalah 14.739 unit.

BP Tapera juga menggandeng asosiasi pengembang perumahan. Penandatanganan perjanjian tersebut diwakili oleh 7 asosiasi dengan kontribusi tertinggi, yaitu REI, APERSI, HIMPERRA, APERNAS, ASPRUMNAS, PI, dan Appernas Jaya.

Ruang lingkup perjanjian ini meliputi pemanfaatan data supply dan demand, pengelolaan aplikasi, hingga pembangunan rumah layak huni dan pembinaan atas pengendalian rumah layak huni dan siap huni.

Berdasarkan penyaluran dana FLPP periode yang sama, REI menjadi asosiasi pengembang perumahan yang tertinggi dalam membangun rumah sebesar 112.557 unit disusul APERSI sebanyak 80.048 unit, HIMPERRA 36.540 unit, APERNAS 9.235 unit, ASPRUMNAS 8.789 unit, PI 8.198 unit, dan Appernas Jaya 4.905 unit.

“Hingga tahun 2025 penyaluran dana FLPP didukung penuh oleh 22 asosiasi pengembang perumahan di seluruh Indonesia. Kami berharap dukungan terus dilanjutkan dengan kualitas rumah yang layak untuk dihuni di tahun mendatang,” terangnya.