Pidato menjadi salah satu bagian penting dalam penyelenggaraan upacara bendera, termasuk pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Sebagai referensi bagi pembina upacara maupun para siswa, temukan contoh pidato Hari Kebangkitan Nasional yang akan dipaparkan dalam artikel ini.
Mengutip dari buku ‘Kumpulan Artikel Pendidikan Guru Figur Sentral dalam Pendidikan’ oleh Agus Nurjaman, SPd, dijelaskan bahwa Kebangkitan Nasional merupakan sebuah momentum yang menandai bangkitnya semangat nasionalisme, kesatuan, dan juga kesadaran bagi bangsa Indonesia. Hal ini diinisiasi oleh sebuah gerakan organisasi yang sebelumnya tidak pernah ada.
Sementara itu, La Ode Muhammad Rauda Agus Udaya Manarfa, dkk., dalam bukunya ‘Sejarah Nasional Indonesia’ memberikan informasi bahwa sejarah Hari Kebangkitan Nasional dimulai pada tanggal 20 Mei 1908 yang bertepatan dengan lahirnya organisasi Budi Utomo. Organisasi tersebut menjadi cikal bakal pergerakan nasional pertama di Indonesia. Terutama dalam mendorong pembebasan bangsa Indonesia terhadap penjajah.
Oleh sebab itu, Hari Kebangkitan Nasional biasanya dimaknai dengan upacara bendera. Hal inilah yang membuat pidato bertemakan peringatan tersebut diperlukan bagi tidak sedikit orang. Nah, bagi infoers yang tengah mencari referensi teks pidato Hari Kebangkitan Nasional, temukan rangkuman contohnya berikut ini.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh//
Selamat Pagi, Salam sejahtera bagi kita semua//
Syalom//
Oom Swastiastu//
Namo Buddhaya//
Salam kebajikan//
Rahayu//
Saudara-saudari Sebangsa dan Setanah Air,
Tepat di tanggal 20 Mei 2025, kita tidak sekadar memperingati sebuah tanggal dalam kalender nasional. Kita sedang membuka kembali halaman penting dari sejarah perjuangan bangsa, halaman yang ditulis bukan dengan tinta biasa, tetapi dengan kebangkitan kesadaran, semangat persatuan, dan keberanian menolak untuk terus terjajah.
117 tahun yang lalu, di tengah keterbatasan dan tekanan kolonialisme, lahirlah sebuah kesadaran baru yang menyalakan api perubahan. Melalui pendirian Budi Utomo, bangsa ini mulai membangun keyakinan bahwa nasib tidak boleh selamanya digantungkan kepada kekuatan asing; bahwa kemajuan hanya mungkin dicapai bila kita bangkit berdiri di atas kekuatan kita sendiri.
Namun, kebangkitan itu bukanlah sebuah peristiwa yang selesai dalam satu masa. Kebangkitan adalah ikhtiar yang terus hidup. Ia menuntut kita untuk tidak terjebak dalam romantisme masa lalu, tetapi menuntut keberanian untuk menjawab tantangan zaman ini, zaman yang menghadirkan ujian jauh lebih kompleks: disrupsi teknologi, ketegangan geopolitik, krisis pangan global, dan ancaman terhadap kedaulatan digital kita.
Saudara-saudari sebangsa dan setanah air,
Kita hidup di zaman ketika batas-batas geografis semakin kabur, dan peradaban bergerak dalam kecepatan yang tak lagi ditentukan oleh jarak, melainkan oleh kemampuan untuk beradaptasi dan memimpin perubahan. Di tengah arus besar itu, Indonesia tidak berdiri terombang-ambing, tidak pula berdiri di tepi sebagai penonton.
Pilihan ini bukan tanpa landasan. Sejak awal, para pendiri bangsa telah meletakkan prinsip yang menjadi jangkar kita dalam menghadapi dunia: politik luar negeri yang bebas dan aktif. Dalam arus globalisasi yang semakin kuat, kita bersyukur bahwa Indonesia terus melangkah dengan tenang, menjaga keseimbangan antara keterbukaan dan kemandirian. Prinsip politik luar negeri bebas aktif, yang telah menjadi pedoman sejak awal kemerdekaan, senantiasa menuntun langkah kita;
Di tengah polarisasi dunia, Indonesia mengambil posisi sebagai trusted partner – bebas dalam menentukan kepentingan nasional, dan aktif membangun dialog yang produktif dengan berbagai pihak. Prinsip inilah yang menjadikan Indonesia kian dihormati di berbagai forum internasional. Kehadiran kita di pentas global bukan sekadar untuk menyuarakan kepentingan nasional, tetapi juga untuk membawa gagasan dan solusi yang memberi manfaat bersama. Di tengah dunia yang terus menghadapi ketidakpastian, Indonesia tampil sebagai mitra dialog yang mampu menjembatani kepentingan.
Semangat inilah yang juga tercermin dalam setiap langkah kebangkitan Nasional di dalam negeri. Indonesia menapaki jalur pembangunan yang tidak semata terfokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memastikan setiap kebijakan membuka ruang bagi kemajuan yang adil dan merata. Sebuah ikhtiar besar agar pembangunan yang megah tetap berpijak kokoh pada kepentingan Rakyat.
Saudara-saudari yang saya muliakan,
Dalam 150 hari pertama Pemerintahan Presiden Prabowo-Gibran dan Kabinet Merah Putih, kami memulai langkah-langkah yang berangkat dari hal-hal yang paling mendasar, dari kebutuhan yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari Rakyat. Karena kami percaya, kebangkitan yang besar itu justru dibangun dari fondasi-fondasi yang sederhana. Dari kehidupan yang tenang, perut yang kenyang, dan hati yang Lapang.
Di bidang kesejahteraan sosial, melalui Program Makan Bergizi Gratis, lebih dari 3,5 juta anak Indonesia kini menikmati akses pada makanan bernutrisi. Langkah yang mungkin terlihat sederhana, tetapi sesungguhnya menjadi landasan penting bagi masa depan bangsa. Sebab, kemajuan tidak selalu dimulai dari proyek-proyek besar, melainkan dari sebuah piring makan yang penuh, dari anak-anak yang pergi ke sekolah tanpa rasa lapar, dengan semangat belajar yang tumbuh karena tubuh mereka cukup gizi.
Di bidang kesehatan, lebih dari 777.000 masyarakat sudah merasakan manfaat layanan pemeriksaan kesehatan gratis. Bukan hanya soal berobat, tapi tentang memberi rasa tenang bahwa siapa pun, di mana pun, berhak merasa aman ketika berbicara tentang kesehatannya. Akses pengobatan tidak lagi bergantung pada tebalnya dompet, tapi pada keyakinan bahwa negara hadir untuk melindungi Rakyat. Layanan ini juga semakin mudah dijangkau lewat pemanfaatan teknologi digital. Masyarakat bisa mencari informasi kesehatan, konsultasi dokter secara daring, dan mengakses layanan medis langsung dari ponsel mereka. Dengan cara ini, pelayanan kesehatan menjadi lebih dekat, lebih cepat, dan bisa dirasakan oleh lebih banyak orang.
Di bidang ekonomi, pembentukan Danantara Investment Agency menjadi wujud komitmen untuk mengelola kekayaan nasional secara lebih terarah dan memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat. Melalui upaya ini, terbuka peluang untuk memperkuat kemandirian ekonomi dan mendorong pemerataan kesejahteraan, agar manfaat pembangunan dapat dirasakan lebih luas.
Di bidang pengembangan manusia, mempercepat hadirnya pusat-pusat pelatihan vokasi dan penguatan talenta digital untuk menjawab tantangan besar di era transformasi digital. Melalui kolaborasi dengan dunia industri, Pemerintah Indonesia mendorong terbukanya lebih banyak program pelatihan yang relevan dengan kebutuhan pasar, termasuk dalam penguasaan kecerdasan artifisial, pengelolaan data, dan keterampilan digital praktis.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, akan segera diresmikan AI Centre of Excellence di Papua, hasil kolaborasi antara Pemerintah dan Industri. Sebagai sarana untuk membangun kesiapan tenaga kerja lokal menghadapi transformasi digital. Di saat yang sama, Pemerintah juga memperkuat fondasi perlindungan sosial di ruang digital. Peraturan Pemerintah tentang Tata Kelola dan Perlindungan Anak di Ruang Digital (PP TUNAS) menjadi langkah konkret untuk memastikan anak-anak Indonesia tumbuh di ekosistem digital yang lebih aman, sehat, dan beretika.
Saudara-saudari yang saya hormati,
Seluruh upaya ini berpulang pada satu tujuan besar: membangun masa depan yang tidak hanya lebih maju, tetapi benar-benar berpihak pada rakyat. Dalam momen peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini, kita meneguhkan kembali arah perjalanan bangsa. Dan dalam semangat itu, pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai kompas utama Kebangkitan Nasional. Delapan misi besar, untuk menghadirkan perubahan yang benar-benar terasa di tengah kehidupan rakyat.
Di balik setiap kebijakan fiskal, setiap program sosial, dan setiap langkah strategis, selalu ada satu tujuan yang di Ingat oleh Pemerintah Indonesia. Agar setiap rakyat Indonesia, di kota besar maupun di pelosok desa, merasa dilibatkan dan diberdayakan dalam kemajuan bangsanya sendiri;
Mari kita jaga kebangkitan ini dengan semangat yang sama seperti akar pohon yang menembus tanah. Perlahan tapi pasti, tak selalu terlihat, namun kokoh menopang kehidupan. Karena sesungguhnya, kebangkitan yang paling kokoh adalah kebangkitan yang tumbuh perlahan, berakar dalam nilai-nilai kemanusiaan, dan berbuah pada keadilan serta kesejahteraan yang dirasakan bersama;
Dirgahayu Hari Kebangkitan Nasional ke-117;
Mari melangkah bersama, dengan langkah yang tenang namun penuh keyakinan, menuju Indonesia yang lebih kuat, lebih adil, dan lebih beradab
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,Om Shanti Shanti Shanti Om, Namo
Buddhaya, Salam Kebajikan
Terimakasih.
(Sumber: Sambutan Menteri Komunikasi dan Digital dalam Peringatan ke-117 Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2025)
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh,
Syalom,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan,
Salam sejahtera bagi kita sekalian.
Saudara-saudari sebangsa dan setanah air,
Hari-hari ini kita dihadapkan pada suatu realitas yang terpampang terang yakni, kemajuan teknologi yang melesat cepat. Kita sudah memilih bukan hanya ikut-serta, tetapi lebih daripada itu, menjadi pemain penting agar dapat menggapai dunia. Hari-hari ini hingga dua dekade ke depan merupakan momen krusial yang akan sangat menentukan langkah kita dalam mewujudkan itu semua.
Refleksi atas pilihan tersebut bisa kita rujuk dengan “berkunjung kembali” kepada gagasan awal menjadikan dan membentuk Indonesia. Bagaimana sejarah telah membentuk kebangsaan kita. Sejarah diperlukan bukan karena sensasi politiknya. Juga bukan sebagai sumber keteladanan nilai semata-mata. Tetapi pada percakapan terus menerus tentang kemajuan, kemanusiaan dan kesejahteraan. Keteladanan tidak harus diikatkan pada masa lalu. Namun dapat dikaitkan dengan masa depan, yaitu pada ide-ide yang membuka ruang imajinasi peradaban.
Lebih dari seabad lalu, tepatnya pada 20 Mei 1908, lahir organisasi Boedi Oetomo, yang di masa itu telah menumbuhkan bibit bagi cita-cita mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Hari berdirinya Boedi Oetomo inilah yang kelak menjadi simbol dari Hari Kebangkitan Nasional yang kita rayakan hari ini.
Organisasi Boedi Oetomo bermula dari sejumlah dokter dan calon dokter di Batavia yang berkumpul mendirikan suatu organisasi modern. Banyak orang menaruh harapan pada organisasi ini dan menganggapnya sebagai motor penggerak gerakan kemerdekaan di tanah Hindia Belanda. Bahkan Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis Belanda, menyatakan: “Sesuatu yang ajaib sedang terjadi, Insulinde molek yang sedang tidur, sudah terbangun”.
Boedi Oetomo menjadi awal mula tempat orang belajar dan berdebat tentang banyak hal, seperti pentingnya pendidikan barat bagi rakyat Hindia Belanda serta penyebaran pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang priayi atau bukan. Dari sana timbul pula pemikiran tentang pentingnya memperluas keanggotaan yang mencakup seluruh rakyat Hindia Belanda.
Saudara-saudari sebangsa dan setanah air,
Apa yang telah dirintis Boedi Otomo dilanjutkan oleh banyak organisasi lain yang muncul belakangan. Nasionalisme Jawa khas Boedi Oetomo diperluas menjadi nasionalisme yang mencakup keseluruhan orang-orang di Hindia Belanda. Pendidikan yang hanya ditujukan pada priayi Jawa diperluas menjadi pendidikan untuk seluruh rakyat Bumiputera. Perjuangan memajukan kebudayaan Jawa diperluas menjadi perjuangan politik mengusir penjajahan Belanda. Perluasan dari cita-cita yang telah ditumbuhkan oleh Boedi Oetomo mencapai titik puncaknya pada proklamasi kemerdekaan.
Sebelum Boedi Oetomo, adalah Kartini, perempuan dari kota kecil Jepara, yang mengawali
lahirnya gagasan kemerdekaan, kebebasan, kesetaraan, keadilan, persaudaraan dan kemajuan, melalui tulisan-tulisannya yang tersiar ke penjuru dunia. Dialah yang menggodok aspirasi-aspirasi kemajuan di Indonesia untuk pertama kali muncul sejak lebih dari seabad lalu. Di tangannya kemajuan itu dirumuskan, diperinci, dan diperjuangkan, untuk kemudian menjadi milik seluruh bangsa Indonesia. Ia sadar betul bahwa dalam zaman baru yang modern, peralatan paling mumpuni adalah pendidikan. Pendidikan adalah wahana untuk membebaskan manusia, sekaligus membebaskan bangsa dari belenggu penjajahan. Bagi Kartini, pendidikan merupakan jalan yang dapat menguak horizon dan peradaban baru bagi kaum Bumiputera.
Kartini merupakan pembaharu dalam menggagas sebuah imajinasi mengenai sebuah tatanan masyarakat yang merdeka, dan sebuah cita-cita ideal baru tentang bangsa yang lebih besar dibandingkan asal-usul sosialnya sendiri. Apa yang digagas Kartini telah jauh melampaui kisah hidupnya sendiri. Ia telah memberikan inspirasi penting bagi sumbu-sumbu kecil, yakni para kaum muda “embrio bangsa”, yang perlahan menjadi nyala berkobar yang kemudian kita kenal sebagai pergerakan kebangkitan nasional.
Embrio Indonesia lahir dari kemajuan modern dan pencerahan, dari kaum muda berpendidikan yang tidak kehilangan identitas ke-Indonesiaannya. Embrio Indonesia lahir dari keragaman pikiran para “kaum muda” sebagai “embrio bangsa”. Di tangan kaum muda terdidik inilah cita-cita kemerdekaan dan kebebasan dirumuskan dan diperjuangkan. Alam kemerdekaan hanya bisa dicapai jika manusia setara dan bebas. Manusia yang bebas dan setara hanya dimungkinkan jika manusia tersebut terpelajar dan berpendidikan. Dari merekalah semangat kebangkitan nasional lahir. Kebangkitan nasional adalah penanda lahirnya zaman baru. Pencetus cara berpikir baru. Semangat kebangkitan nasional merumuskan kemerdekaan sebagai wahana memperjuangkan kedaulatan dan kemuliaan manusia.
Apa yang digagas Boedi Oetomo, Kartini dan para embrio bangsa, kemudian dirumuskan Bung Karno sebagai “jembatan emas”. Kemerdekaan dibayangkan Bung Karno sebagai sebuah “jembatan emas” yang akan membawa bangsa Indonesia menikmati kehidupan sejahtera lahir dan batin di atas tanah sendiri. Bung Karno juga menekankan bahwa di ujung “jembatan emas” akan selalu ada kemungkinan yang dapat membawa Indonesia menuju kebaikan ataupun sebaliknya, yang dalam bahasa Bung Karno “bahagia bersama atau menangis bersama”. Di sinilah Bung Karno mengingatkan kita pentingnya “momen” agar kita mengambil keputusan yang tepat dan cermat untuk membawa kita pada jalan yang mengarah kepada kebaikan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Saudara-saudari sebangsa dan setanah air,
Hari ini, kita berada pada fase kebangkitan kedua, melanjutkan semangat kebangkitan pertama yang telah dipancangkan para pendiri bangsa. Berbeda dengan perjuangan yang telah dirintis lebih dari seabad yang lalu, kini kita menghadapi beragam tantangan dan peluang baru. Kemajuan teknologi menjadi penanda zaman baru.
Kemajuan teknologi telah menghampiri kehidupan kita sehari-hari dan menjadi bagian dari peradaban kita hari ini. Inovasi-inovasi teknologi telah mendorong perubahan kehidupan manusia secara revolusioner.
Banyak kesulitan yang berhasil disolusikan oleh teknologi. Adagium di zaman ini jelas, dia yang menguasai teknologi, dia pula yang akan menguasai peradaban. Di titik ini, gambarannya makin jelas, penguasaan atas teknologi merupakan keniscayaan bagi kita untuk menyongsong “Indonesia Emas”.
Inovasi teknologi digital bertumbuh setiap hari. Kecepatannya bak lompatan kuantum. Dalam dua dekade terakhir, perubahannya demikian pesat. Teknologi digital, misalnya, telah melesat jauh melampaui bayangan banyak orang. Setidaknya, tak terbayangkan dalam tiga dekade yang lalu, bahwa hari ini akan seperti ini. Teknologi digital telah menebas banyak keterbatasan manusia.
Dunia seakan mengerdil. Semua seperti mendekat, terpampang di depan mata. Jarak bagai tak lagi relevan. Kehadiran visual menyempurnakan kehadiran suara. Sementara itu, di hadapan kita telah terbentang potensi kekuatan yang siap merambah dunia. Bonus demografi menunjukkan bagaimana 60% penduduk Indonesia dalam dua dekade ini menjadi tenaga usia produktif yang siap mengembangkan inovasi-inovasi baru, bagi kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana telah berkali-kali dinyatakan oleh Presiden Joko Widodo, peluang kita menjadi negara maju ada dalam 10 hingga 15 tahun ke depan dengan memaksimalkan bonus demografi. Presiden juga menekankan bagaimana di dalam sejarah
peradaban negara-negara dan bangsa-bangsa, kesempatan itu hanya datang satu kali, oleh
karenanya kita sama sekali tidak boleh keliru dalam memilih langkah.
Saudara-saudari sebangsa dan setanah air,
Bonus demografi yang dimiliki Indonesia haruslah dikelola dengan kebijaksanaan. Salah satu yang berpeluang menjadi penopangnya adalah adopsi teknologi digital. Tingkat penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 79.5% dari total populasi. Ini diperkuat dengan potensi ekonomi digital ASEAN yang diperkirakan meroket hingga 1 triliun USD pada Tahun 2030.
Dalam aspek bisnis, sosial, dan ekonomi, transformasi digital dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mendukung pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan produktivitas dan profitabilitas bisnis. Sementara itu, dalam aspek sosial dan lingkungan, transformasi digital mampu meningkatkan akses terhadap berbagai teknologi untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Potensi-potensi ini tentu mendukung percepatan transformasi digital, sekaligus membuka peluang bagi Indonesia untuk keluar dari middle-income trap. Perekonomian Indonesia harus tumbuh di kisaran 6 hingga 7% untuk dapat mencapai target negara berpendapatan tinggi atau negara maju pada tahun 2045.
Dengan pencanangan percepatan transformasi digital nasional oleh Bapak Presiden Joko Widodo yang dipacu beberapa tahun terakhir ini, tantangan demi tantangan dapat kita hadapi bersama. Kerja bersama dari seluruh komponen bangsa telah menggerakkan roda transformasi dengan pasti. Hasil demi hasil bisa mulai dinikmati, mulai dari kalangan perkotaan sampai dengan pedesaan, di seluruh penjuru tanah air.
Kebangkitan kedua merupakan momen terpenting bagi kita hari ini. Kita harus menatap masa depan dengan penuh optimisme, kepercayaan diri, dan keyakinan. Kemajuan telah terpampang di depan mata. Momen ini mesti kita tangkap agar kita langgeng menuju mimpi sebagai bangsa. Tidak mungkin lagi bagi kita untuk berjalan lamban, karena kita berkejaran dengan waktu. Di titik inilah, seluruh potensi sumber daya alam kita, bonus demografi kita, potensi transformasi digital kita, menjadi modal dasar menuju “Indonesia Emas 2045”.
Mari kita rayakan kebangkitan nasional kedua menuju Indonesia Emas!
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh,
Syalom, Om santi, santi, santi om, Namo Budhaya.
(Sumber: Sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika RI dalam Peringatan ke-116 Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2024)
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Selamat pagi dan salam sejahtera.
Yang saya hormati:
Para pejabat di lingkungan pemerintah kabupaten probolinggo;
serta seluruh peserta apel pagi yang berbahagia.
Marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan kasih sayangnya, pagi ini kita dapat melaksanakan upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-116 dalam keadaan sehat wal ‘afiat.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita baginda rosul Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat dan umatnya.
Pada upacara kali ini saya akan membacakan ringkasan sambutan peringatan dan Hari Kebangkitan Nasional ke-116 dengan tema “Bangkit untuk Indonesia Emas”.
Hadirin peserta upacara yang berbahagia,
Hari Kebangkitan Nasional mengingatkan kita pada sejarah lahirnya organisasi Budi Utomo yang berjuang mengejar ketertinggalan indonesia dari bangsa lain.
20 mei 1908, lahirnya organisasi Boedi Oetomo telah menjadi tonggak sejarah untuk mewujudkan kemerdekaan indonesia. Organisasi yang menjadi tempat bermula belajar dan menjadi penggerak kemerdekaan di tanah hindia belanda. Tak salah jika van deventer, seorang tokoh politik etis belanda menyatakan “sesuatu yang ajaib sedang terjadi, insulinde molek yang sedang tidur, sudah terbangun”. Pepatah yang bermakna bahwa indonesia tak lagi dipandang sebelah mata.
Hadirin peserta upacara yang berbahagia,
Perjuangan dan cita-cita Boedi Oetomo berhasil memajukan pendidikan yang sebelumnya khusus priayi, diperluas untuk seluruh untuk priayi, kemudian bisa dinikmati oleh seluruh rakyat. begitupula dengan kebudayaan jawa yang diperluas menjadi politik mengusir penjajahan belanda.
Apa yang digagas Boedi Oetomo kemudian dirumuskan Bung Karno sebagai “jembatan emas”. kemerdekaan dibayangkan Bung Karno sebagai sebuah “jembatan emas” yang akan membawa bangsa Indonesia menikmati kehidupan sejahtera lahir dan batin di atas tanah sendiri.
Bung Karno juga menekankan bahwa di ujung “jembatan emas” akan selalu ada kemungkinan yang dapat membawa indonesia menuju kebaikan ataupun sebaliknya, yang dalam bahasa Bung Karno “bahagia bersama atau menangis bersama”.
Hari ini, kita berada pada fase melanjutkan semangat kebangkitan yang telah diperjuangkan oleh Boedi Oetomo. Kemajuan teknologi mendorong berbagai inovasi yang menyebabkan perubahan hidup secara revolusioner.
Hadirin peserta upacara yang berbahagia,
Dalam dua dekade terakhir, perubahannya demikian pesat. teknologi digital misalnya, telah melesat jauh melampaui bayangan banyak orang. Di titik ini, gambarannya makin jelas, penguasaan atas teknologi merupakan keniscayaan bagi kita untuk menyongsong “indonesia emas”.
Bonus demografi yang dimiliki indonesia haruslah dikelola dengan bijaksana. Salah satu yang berpeluang menjadi penopangnya adalah adopsi teknologi digital. Tingkat penetrasi internet di indonesia telah mencapai 79.5% dari total populasi. Ini diperkuat dengan diperkirakan meroket hingga 1 triliun usd pada tahun 2030.
Dengan percepatan transformasi digital nasional oleh bapak Presiden Joko Widodo yang dipacu beberapa tahun terakhir ini, tantangan demi tantangan dapat kita hadapi bersama. Kerja bersama dari seluruh komponen bangsa telah menggerakkan roda transformasi dengan pasti. Hasil demi hasil bisa mulai dinikmati, mulai dari kalangan perkotaan sampai dengan pedesaan, di seluruh penjuru tanah air.
Kita harus menatap masa depan dengan penuh optimisme, kepercayaan diri, dan keyakinan. Tidak mungkin lagi bagi kita untuk berjalan lamban, karena kita berkejaran dengan waktu. Di titik inilah, seluruh potensi sumber daya alam kita, bonus demografi kita, potensi transformasi digital kita, menjadi modal dasar menuju “Indonesia Emas 2045”.
Mari kita rayakan kebangkitan nasional menuju indonesia emas!
Sekian dan terima kasih.
Wassalamu’alaikumwarohmatullohi wabarokatuh.
(Sumber: Laman resmi Kabupaten Probolinggo)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi Bapak/Ibu Guru serta teman-teman yang saya cintai.
Hari ini kita berkumpul untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Setiap tanggal 20 Mei, kita mengenang saat penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Pada hari itu, tahun 1908, lahirlah organisasi Budi Utomo. Inilah tanda bahwa bangsa kita mulai sadar untuk bersatu dan bangkit melawan penjajahan. Para pahlawan dahulu punya semangat besar untuk membuat Indonesia merdeka dan maju.
Sekarang kita memang tidak lagi dijajah seperti dulu, tapi kita tetap harus bangkit menghadapi tantangan zaman. Kita bisa bangkit dari rasa malas, dari kebiasaan bermain terus tanpa belajar, dan dari sikap suka menyerah. Bangsa yang hebat lahir dari anak-anak yang rajin belajar, jujur, dan berani bermimpi tinggi.
Sebagai pelajar, tugas kita bukan hanya datang ke sekolah, tetapi juga belajar dengan sungguh-sungguh, menghormati guru, dan saling menyayangi teman. Kita harus menanamkan rasa cinta tanah air sejak dini. Jangan lupa, membuang sampah pada tempatnya, menjaga fasilitas umum, dan menghormati perbedaan juga bagian dari mencintai Indonesia.
Mari teman-teman, kita isi semangat kebangkitan nasional ini dengan hal-hal baik. Ayo kita jadi generasi yang siap membawa Indonesia menuju masa depan yang cerah. Dirgahayu Hari Kebangkitan Nasional. Semoga semangat para pahlawan tetap hidup di dalam hati kita semua.
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, selama bertemu dan selamat berjuang. Hari ini tepatnya tanggal 20 Mei, merupakan Hari Kebangkitan Nasional bangsa Indonesia.
Kita telah cukup lama dijajah oleh Belanda dan Jepang. Perjuangan bangsa ini tidak sia-sia. Kemerdekaan kini telah kita peroleh, ini jelas merupakan perjuangan pahlawan-pahlawan kita yang tak sempat menikmati hasilnya lantaran telah gugur sebagai kusuma bangsa penghias persada Nusantara.
Pada saat perjuangan bangsa Indonesia mempergunakan berbagai cara dan akal tanpa mengenal putus asa. Kegagalan demi kegagalan memang pernah kita alami dalam menghadapi penjajah. Namun, semangat perjuangan makin tinggi.
Pada saat Indonesia hampir-hampir menghadapi perlawanan senjata penjajah, maka munculah pemuda-pemuda pelopor yang terdiri dari Dr Soetomo, Sudirohusodo, dan lain-lainnya mengubah cara menghadapi senjata politik dan organisasi.
Dengan dipelopori berdirinya perkumpulan Budi Utomo, maka sejak saat itu beralihlah perjuangan bangsa Indonesia dari mengandalkan kekuatan senjata menjadi kekuatan politik dan organisasi. Timbullah semangat bangsa. Bangkitlah hasrat berjuang lebih gigih lagi sampai tercapainya kemerdekaan.
Sejak saat itu, tanggal 20 Mei kita tetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional, sebagai titik tolak perjuangan melawan penjajah dengan mempergunakan kebangkitan politik dan organisasi.
Saudara-saudara sekalian yang kami hormati, semoga api semangat Kebangkitan Nasional mampu menjiwai semangat perjuangan kita dalam mengisi kemerdekaan yang kita cintai.
Sekian, terima kasih dan selamat berjuang.
(Sumber: Buku ‘Seni Membawakan Pidato & MC’ oleh Chatrin Pratiwi, SS)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional, hari yang sangat penting bagi bangsa kita. Dulu, Indonesia belum merdeka dan masih dijajah. Tapi pada tanggal 20 Mei 1908, lahirlah semangat baru dari para pemuda dan tokoh bangsa. Mereka mulai sadar bahwa kita harus bersatu dan bekerja sama agar bisa bebas dan membangun negara sendiri.
Teman-teman, walaupun kita masih anak-anak, kita juga bisa ikut bangkit seperti para pahlawan dahulu. Kita bisa memulainya dari hal kecil, seperti datang ke sekolah tepat waktu, mendengarkan guru, tidak membully teman, dan rajin membaca buku. Kita juga harus menjaga semangat persatuan, walaupun kita berbeda-beda.
Bangkit juga artinya kita harus punya semangat yang tinggi untuk belajar dan berprestasi. Kalau kita pintar, rajin, dan jujur, maka kita bisa membanggakan keluarga dan berguna bagi bangsa. Kita adalah generasi penerus, yang kelak akan memimpin Indonesia di masa depan.
Mari kita tunjukkan bahwa anak-anak Indonesia punya semangat hebat. Kita bersatu, kita belajar, kita bermimpi besar. Dengan semangat Hari Kebangkitan Nasional, ayo kita jadikan sekolah ini tempat tumbuhnya anak-anak hebat untuk Indonesia yang lebih maju. Terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Hari ini, kita berdiri bersama untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional-sebuah tonggak penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Pada tanggal 20 Mei 1908, lahirlah organisasi Boedi Oetomo yang menjadi simbol awal kesadaran nasional akan pentingnya persatuan dan perjuangan melawan penjajahan. Inilah awal dari kebangkitan bangsa kita dalam melawan penindasan dan menuju kemerdekaan.
Tokoh-tokoh seperti Dr. Soetomo, Wahidin Sudirohusodo, dan Ki Hajar Dewantara adalah contoh nyata dari generasi yang bangkit untuk membela martabat bangsanya. Mereka bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki semangat pengorbanan yang luar biasa. Mereka paham, bahwa perubahan besar dimulai dari kesadaran untuk bersatu dan bergerak bersama.
Kini, perjuangan mereka memang telah membuahkan kemerdekaan, tetapi tugas kita belum selesai. Di era ini, tantangan kita bukan lagi penjajahan fisik, melainkan penjajahan dalam bentuk ketidakpedulian, kemalasan, dan perpecahan. Maka, mari kita warisi semangat kebangkitan ini dengan memperkuat rasa persatuan, meningkatkan literasi, dan membangun bangsa dengan prestasi nyata.
Kita bisa mulai dari hal sederhana-menjaga integritas, bekerja keras, dan saling menghormati. Apapun profesi kita, selama kita memberikan yang terbaik, kita sudah menjadi bagian dari kebangkitan Indonesia masa kini.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati para guru, staf, serta anak-anakku sekalian yang saya banggakan,
Setiap tanggal 20 Mei, kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional, sebuah momen yang mengingatkan kita pada lahirnya semangat perjuangan kolektif bangsa Indonesia. Boedi Oetomo menjadi organisasi pertama yang menyadarkan masyarakat bahwa pendidikan, persatuan, dan cita-cita bersama adalah kunci menuju kemerdekaan.
Tokoh-tokoh seperti Dr Wahidin Sudirohusodo dengan gagasannya tentang pentingnya pendidikan, Dr Soetomo dengan kepemimpinannya yang penuh semangat, serta Ki Hajar Dewantara dengan perjuangannya di bidang pengajaran, adalah pilar-pilar kebangkitan bangsa. Mereka berjuang bukan dengan senjata, tetapi dengan ilmu, kata-kata, dan tekad yang tak tergoyahkan.
Hari ini, kita hidup dalam zaman yang berbeda, tetapi semangat mereka tetap relevan. Pendidikan tetap menjadi alat utama untuk membangun peradaban. Maka, sebagai generasi muda, tugas kalian adalah belajar dengan sungguh-sungguh, menjaga integritas, dan tidak mudah terprovokasi oleh hal-hal yang dapat memecah belah bangsa.
Kemajuan teknologi dan informasi seharusnya tidak membuat kita lalai, melainkan menjadi sarana untuk menyebarkan kebaikan dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Mari kita jadikan Hari Kebangkitan Nasional ini sebagai titik untuk merefleksi-apakah kita sudah berkontribusi bagi bangsa, sekecil apapun itu?
Bangkitlah dengan karya, bangkitlah dengan prestasi!
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Hari ini, kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Ini bukan sekadar seremonial tahunan, melainkan momen untuk mengingat kembali bahwa bangsa ini pernah terpuruk, namun berhasil bangkit melalui kekuatan tekad dan kebersamaan. Kebangkitan itu dimulai ketika sekelompok pemuda mendirikan Boedi Oetomo pada 1908, menandai munculnya kesadaran nasional pertama kali.
Saat itu, Indonesia belum memiliki nama. Kita hanya kumpulan suku, kerajaan, dan daerah yang tercerai-berai. Tapi tokoh-tokoh seperti Wahidin Sudirohusodo dan Dr Soetomo melihat jauh ke depan: mereka ingin bangsa ini punya jati diri. Mereka sadar bahwa untuk bisa merdeka, kita harus lebih dulu bangkit secara mental dan spiritual.
Kebangkitan nasional bukan hanya sejarah masa lalu, tetapi cermin masa depan. Di zaman modern ini, kebangkitan bisa diwujudkan dalam bentuk lain-seperti mengatasi kemiskinan, membangun pendidikan yang merata, hingga memberantas korupsi. Setiap kita memiliki peran.
Sebagai pelajar, sebagai guru, sebagai bagian dari masyarakat-apapun peran kita, mari kita isi kemerdekaan ini dengan kontribusi terbaik. Mulailah dari hal-hal kecil: jujur, disiplin, dan peduli terhadap sesama. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang rakyatnya tidak berhenti berbenah.
Semoga semangat Hari Kebangkitan Nasional ini menjadi pelecut semangat kita untuk terus maju, bersatu, dan berkontribusi bagi Indonesia.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Demikian tadi rangkuman contoh teks pidato Hari Kebangkitan Nasional yang dapat dijadikan sebagai referensi. Semoga membantu.