Kemerdekaan yang berhasil diraih oleh bangsa Indonesia tidak terlepas dari perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan terdahulu. Tak hanya berjuang dalam kemerdekaan, para pahlawan juga dapat menginspirasi generasi muda di era sekarang dengan kata-kata mutiara yang disampaikan.
Kata-kata terkadang memiliki kekuatan yang luar biasa dalam menciptakan perubahan, termasuk ke arah yang lebih positif. Tidak terkecuali pesan yang ditinggalkan oleh para Pahlawan Nasional Indonesia. Ada begitu banyak pesan pahlawan yang masih sesuai dengan era sekarang, sehingga dapat dijadikan sebagai motivasi atau semangat tersendiri bagi para generasi muda.
Tidak hanya itu saja, pembacaan pesan pahlawan juga menjadi salah satu agenda yang tidak terlewatkan dalam peringatan Hari Pahlawan setiap tahunnya yang berlangsung di tanggal 10 November. Biasanya pada saat upacara Hari Pahlawan digelar, akan dibacakan pesan pahlawan yang begitu menyentuh dan menginspirasi.
Nah, buat kamu yang penasaran dengan pesan para pahlawan yang memiliki makna mendalam, beberapa pilihannya akan diuraikan di dalam artikel ini. Untuk lebih jelasnya, temukan rangkumannya berikut ini.
Terdapat begitu banyak pesan Pahlawan Nasional Indonesia yang dapat kita kenang sekaligus menjadi pembelajaran hingga sekarang. Dihimpun dari ‘Pedoman Peringatan Hari Pahlawan’ tahun 2025, 2021, dan 2018, berikut ulasannya secara lengkap.
“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Dan berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”
“Laut bukan penghalang, tapi jalan menuju kehormatan.”
“Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga.” (Pidato di radio pada pertempuran menghadapi Inggris di Surabaya bulan November 1945)
“Kemerdekaan harus dijaga dengan kejujuran, bukan sekadar semangat.”
“Jangan sanjung aku, tetapi teruskanlah perjuanganku” (Disampaikan saat memperjuangkan Irian Barat atau Papua agar kembali bergabung dengan NKRI dan terlepas dari belenggu kolonial)
“Nyanyian bisa menjadi api dalam dada bangsa.”
“Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata untuk membela cita-cita.”
“Tubuh ini boleh lemah, tapi keberanian tidak pernah pudar.”
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
“Hukum hanya punya arti jika berdiri bersama rakyat, bukan di atasnya.”
“Kita yang berjuang jangan sekali-kali mengharapkan pangkat, kedudukan ataupun gaji yang tinggi ” (Disampaikan saat memimpin pertemuan rahasia anggota Peta untuk melawan pemerintah Jepang)
“Wanita yang cerdas akan melahirkan bangsa yang kuat.”
“Untuk keamanan dan kesentausaan jiwa, kita harus mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, orang yang mendekatkan diri kepada Tuhan tidak akan terperosok hidupnya, dan tidak akan takut menghadapi cobaan hidup, karena Tuhan akan selalu menuntun dan melimpahkan anugerah yang tidak ternilai harganya.” (Disampaikan saat mendengar keluhan rakyat atas tindakan kolonial)
“Kebebasan berpikir adalah bentuk pertama dari kemerdekaan.”
“Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri.” (Disampaikan saat Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928)
“Politik bukan alat kuasa, tetapi alat menjaga martabat bangsa.”
“Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata ‘Aku tidak dapat!’ melenyapkan rasa berani. Kalimat ‘Aku mau!’ membuat kita mudah mendaki puncak gunung.”
“Tidak ada ketakutan bagi mereka yang memperjuangkan kebenaran.”
“Pattimura-pattimura tua boleh dihancurkan, tetapi kelak Pattimura-pattimura muda akan bangkit.” (Disampaikan sebelum menjalani hukuman gantung pada 16 Desember 1817)
“Perempuan bukan bayangan, tapi cahaya dalam rumah tangga dan bangsa.”
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato peringatan Hari Pahlawan 10 November 1961)
“Tanah ini bukan milik segelintir orang, tetapi rumah bagi semua anak Indonesia.”
“Aku rela mati demi harga diri dan tanah airku, sebab kehormatan tidak bisa dibeli.”
“Jangan berharap hidup tenang selama kemerdekaan belum penuh.”
“Perlawanan yang tidak lahir dari pikiran merdeka hanyalah letupan emosi, bukan perjuangan.”
“Hidup untuk rakyat, mati untuk kehormatan.”
“Kemerdekaan adalah amanah Tuhan yang harus dijaga dengan iman dan ilmu.”
“Lemah badan bukan alasan untuk tunduk, sebab jiwa bisa lebih tajam dari keris.”
“Seorang pemimpin sejati tidak hanya memerintah, tetapi menuntun.”
“Perlawanan yang tidak lahir dari pikiran merdeka hanyalah letupan emosi, bukan perjuangan.”
“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato pada saat peringatan HUT Proklamasi 1963)
“Indonesia merdeka harus menjadi tujuan hidup kita bersama.” (Pidato saat menjadi Wakil Ketua DPR Sumatera pada Maret 1945)
“Kita tidak akan menang bila kita masih terus mengingat semua kekalahan.”
“Ing Ngarso Sung Tulodo (Di depan memberi contoh). Ing Madyo Mangun Karso (Di tengah memberi semangat). Tut Wuri Handayani (Di belakang memberi dorongan).”
“Tempat saya yang terbaik adalah di tengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan. Met of zonder Pemerintah TNI akan berjuang terus.”
“Berulang-ulang telah kita katakan, bahwa sikap kita ialah lebih baik hancur daripada dijajah kembali.” (Pidato di radio jelang pertempuran 10 November 1945 di Surabaya)
“Kami sanggup dan berjanji bertempur terus hingga cita-cita tercapai.” (Surat kepada Letnan Kolonel Termeulen yang tersalin dalam Bali Berjuang)
“Jatuh bangunnya negara ini, sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekedar nama dan gambar seuntaian pulau di peta. Jangan mengharapkan bangsa lain respek terhadap bangsa ini, bila kita sendiri gemar memperdaya sesama saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan Ibu Pertiwi.”
“Jangan memperbanyak lawan, tetapi perbanyaklah kawan”. (Pidato melalui Radio Pemberontakan)
“Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah”
“Right or Wrong my country, lebih-lebih kalau kita tahu, negara kita dalam keadaan bobrok, maka justru saat itu pula kita wajib memperbaikinya.”
“Jika orang lain bisa, saya juga bisa, mengapa pemuda-pemuda kita tidak bisa, jika memang mau berjuang.” (Disampaikan sebagai anggota Volksraad saat kunjungan di Sulawesi)
“Rumongso melu handarbeni (merasa ikut memiliki). Wajib melu hangrungkebi (wajib ikut mempertahankan). Mulat sario hangroso wani (mawas diri dan berani bertanggung jawab).”
“Hari kemudian dari pada tanah kita dan rakyat kita terletak dalam hari sekarang, hari sekarang itu ialah kamu, hari Generasi Muda!”
Itulah tadi rangkuman pesan para pahlawan yang mampu memberikan motivasi sekaligus semangat bagi para generasi muda dan bisa dibacakan dalam upacara Hari Pahlawan tanggal 10 November setiap tahunnya. Semoga bermanfaat!







